Kajian Interaksi Obat Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Penyakit Penyerta Hipertensi Di UPTD Puskesmas Cilacap “X”
DOI:
https://doi.org/10.37824/jkqh.v11i1.2023.483Keywords:
Diabetes Mellitus, Hipertensi, Interaksi obatAbstract
Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 7 sebagai negara dengan penyandang DM terbanyak di dunia, pada tahun 2018 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui interaksi obat dan pola pengobatan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta Hipertensi di UPTD Puskesmas Cilacap X tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan design penelitian retrospektif. Adapun sampel yang digunakan sebanyak 43 pasien dengan mengambil data dari rekam medis pasien Diabetes mellitus tipe 2 yang memiliki penyakit penyerta Hipertensi. Hasil dari penelitian ini diperoleh golongan obat antidiabetes yang diberikan yaitu Metformin (62%), Glimepirid (32%) dan Acarbose (6%), obat antihipertensi yang diberikan yaitu Amlodipin (70%), Candesartan (10%), Captopril (4%), Ramipril (4%), Valsartan (6%), Furosemid (2%), Bisoprolol (2%) dan Spironolakton (2%). Dari total 43 sampel, diperoleh 36 pasien (84%) potensi interaksi obat dan tanpa interaksi obat sebanyak 7 pasien (16%). Interaksi obat berdasarkan waktu minum obat yaitu 26 responden (60%) memiliki potensi mengalami interaksi obat dan yang tidak terjadi interaksi obat sebanyak 17 responden (40%).
References
Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. (2014), Profil Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2014, 0282, 155.
Guyton, AC, Hall, JE.(2008), Metabolisme Karbohidrat Dan Pembentukan Adenosin Tripospat: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC
Hemmingsen B, Mi M, Richter B. (2016), Insulin secretagogues for prevention or delay of type 2 diabetes mellitus and its associated complications in persons at increased risk for the development of type 2 diabetes mellitus, The Cochrane Collaboration, 10:1-140.
Irawan (2010), Gambaran Kejadian Diabetes Mellitus pada Lanjut Usia di Puskesmas Wawonasa. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
James P, Oparil S, Carter B, Cushman W, Himmelfarb C, Handler J. (2014), Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults Report from the Panel Members Appointed to the Eight Joint National Commitee: (JNC 8), Journal of the American Medical Association, 311(5): 507-520.
Joddy R., Putra S., Achmad A., P HR. (2017), Kejadian efek samping potensial terapi obat anti diabetes mellitus bedasarkan alogaritmanaranjo, Pharmaeut J Indonesia, 2 (2).45-50.
Jonathan K., Kuswinarti, Natalia M. (2019), Pola Penggunaan Antidiabetes Oral Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kota Bandung Tahun 2017, Bandung: Universitas Padjajaran.
Kementerian Kesehatan RI (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas 2018.
Lakshmi, K, S., & Lakshmi, S. (2012), Simultaneous analysis of losrtan potassium, amlodipine besylate, and hydrochlorthiazide in bulk and in tablets by high-performance thin layer chromatography with uv-absorption densitometry, Journal of Analytical Methods in Chemistry.
Medscape (2021), Drug Interaction Checker, https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker.
Perkeni, 2019, Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia, PB Perkeni.
Purnomo, Eko (2013), Efektifitas Peraga Food Model Dan Flip Chart Dalam Pendidikan Kesehatan Pasien Diabetes Mellitus Type II Di RSUD Tugurejo Semarang, Semarang: STIKES Telogorejo Semarang.
Stockley, I. H. (2010), Drug interaction 9th ed. Blackwell Sci Publ. London.
Tatro D. S., (2010), Drug Interaction FactsTM. Wolter Kluwer Health, USA.
Trisnawati, SK & Setyogoro, S.(2013), Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2021, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1): 6-11.