Uji Aktivitas Sediaan Gel Ekstrak Daun Keladi Tikus (Typhonium divaricatum (L). Dence.) Terhadap Staphylococcus aureus
DOI:
https://doi.org/10.37824/jkqh.v13i1.2025.748Keywords:
Keladi Tikus, Gel, Uji AktivitasAbstract
Penelitian telah dilakukan mengenai pengujian aktivitas sediaan gel ekstrak daun keladi tikus (Typhonium divaricatum (L). Dence.) terhadap Staphylococcus aureus yang tujuannya adalah untuk menilai efektivitas formulasi gel ekstrak daun keladi tikus dalam menekan proliferasi bakteri Staphylococcus aureus. Prosedur ekstraksi menggunakan etanol 96% dimaserasi, selanjutnya dibuat gel yang ditujukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Rata-rata diameter zona hambatan di konsentrasi 0,5% b/v ialah 14,16 mm; 1% b/v ialah 15,90 mm; dan 2% b/v ialah 16,11 mm yang mana konsentrasi inilah yang kontrol positif. Berdasarkan hasil ini, disimpulkan di konsentrasi 1% dan 2% zona hambatannya non signifikat dengan hasil dari kontrol positif.
References
Wijaya, A.T (2014), Antibakteri. http://www.kerjanya.net/faq/4888-antibakteri.html, diakses pada tanggal 09 April 2016
Hariana A.H (2013), Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri III, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Berkat Herba Nusantara, (2000), Keladi Tikus Asli Malaysia, Malaysia, keladitikus.my/keladi-tikus.html
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E. (2005), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Lexi-Comp: American Pharmaceutical Association, Inc., America.
Ansel, H.C. (1989), Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Arianti, T (2007), Pengaruh Ekstrak Daun Keladi Tikus Terhadap Infeksi Salmonella enteritidis Pada Mencit (Mus musculus). Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Arthur, H. K (2000), Pharmaceutical Excipient, American Pharmaceutical Association, Washington DC.
Ditjen POM RI (1986), Sediaan Galenika, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ditjen POM RI (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ditjen POM RI (2000), Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Djide, N (2003), Mikrobiologi Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dwijasaputro (1994), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Entjang (2003), Mikrobiologi dan Parasitologi, untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Tenaga Keperawatan yang Sederajat, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Gennaro, A.R (1995), Remington : The Science and Practice of Pharmacy, vol II. Mac Publishing Company, Pennsylvania.
Jalalpoor, S (2011), Study of the Antibiotic Resistance Pattern Among the Bacterial Isolated from The Hospital Environment of Azzahra Hospital, Isfahan Iran. Afr. J. Microbiol. Res., 5(20): 3317-3320. Available at . [Accessed on 20 April 2012]. http://www. academicjournals.org/ajmr
Jawetz, E (2007), Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lund, W (1994). The Pharmaceutical Codex, 12 th ed. Principile and Practice of Pharmmaceutis, The Pharmaceutical Press, London.
Lay, B.W (1994) Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Madan, J. and Singh, R (2010), Formulation and Evaluation of Aloe Vera Topical Gels, International Journal of Pharmaceutical Sciences.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E (2009), Handbook of Pharmaceutical Excipients. Lexi-Comp: American Pharmaceutical Association, Inc., America.
Syamsuni, H.A (2006), Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Waluyo L (2008) Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah Malang, Malang.
Warsa, U,C (2014), Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, UI Press, Jakarta.